Pengelolaan
Pengajaran PAI
Metode Mengajar Pendidikan Agama Islam dan
Macam-Macamnya
BAB I
PENDAHULUAN
By : irvan abasya
A. Latar Belakang
Salah satu
faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan metode mengajar
dalam pembelajaran. Sebagaimana pengertian metode sendiri yang berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan yaitu terciptanya suatu pembelajaran yang
menghasilkan interaksi guru dengan murid, efektif dan efesien.
Dalam
penggunaan metode mengajar, maka Guru diharapkan memilih dan menerapkan metode
sesuai dengan kematangan murid, lebih dari itu guru harus mengetahui kelebihan
dan kelemahan dari metode mengajar yang ia gunakan dalam pembelajaran. Hal ini
bertujuan agar lebih berhati-hati dan berpikir apakah metode ini sesuai atau
tidak.
Metode yang
digunakan dalam pendidikan agama Islam yaitu metode diskusi, metode Tanya
jawab, metode demonstrasi, metode latihan, metode karyawisata, metode pemberian
tugas, metode eksperimen dan metode ceramah dan metode lainnya.Melihat dari
metode-metode yang memiliki kelebihan dan kekurangan, maka guru diharapkan
menggunan metode yang bervariatif.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian belajar ?
2. Pengertian metode mengajar ?
3. Macam-macam metode mengajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Perubahan
pada seseorang itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan saja, tetapi juga
mengenai berbagai kecakapan, sikap pengertian, minat, dan adaptasi, pendeknya
mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
Senada
dengan defenisi di atas, Lester D. Crow dan Alice Crow
sebagaimana dikutip Mansyur satu defenisi belajar dengan learning is the
acquisition of habits, knowledge and attudes.[1][1]Belajar dalam defenisi tersebut
diartikan sebagai suatu proses aktifitas untuk mencapai kebiasaan-kebiasaan,
ilmu pengetahuan dan sikap.
Menurut Gagne,
belajar adalah suatu proses dimana organisme berubah perilakunya yang
diakibatkan oleh pengalaman. HaroldSpear mendefenisikan bahwa belajar
terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan menulis.[2][2]
Dari
pengertian di atas, dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan perilaku
seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang didapatkan melalui proses
pengamatan, pendengaran dan membaca.
Metode
belajar adalah cara yang dilalui oleh siswa untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya. Adapun metode tersebut adalah sebagai berikut :
a) Kebermaknaan belajar. Belajar tidak
cukup hanya mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas
(membaca, bertanya,, berkomentar, menngerjakan, presentasi dan diskusi).
b) Konstruksivisme. Guru menyajikan
persoalan dan mendorong siswa untuk mengidentifikas, mengeksplorasi,
berhipnotis dengan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang
disajikan. Sehingga guru dapat berkomunikasi dan menumbuhkan suasana
fasilitasi.
c) Belajar aktif. Belajar pada setiap
situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih
manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam segala kegiatan.
d) Komunikasi. Kemampuan komunikasi setiap individu akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk
kepribadiannya.
e) Metakogntif, yaitu kesadaran
berpikir, berpikir tentang apa yang dipikirkan dan bagaimana proses
berpikirnya, yaitu aktivitas individu untuk memikirkan kembali apa yang telah
terpikir serta berpikir dampak sebagai akibat dari buah pikiran terdahulu.
f) Kecerdasan ganda. Gabungan dari
kecerdasan intelektual dan emosional
g) Peta pikiran. Otak manusia bekerja
mengolah informasi melalui mengamati, membaca atau mendengar tentang sesuatu
hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep), tidak parsial terpisah
satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap.
B.Pengertian Metode Mengajar
Secara
harfiyah, metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi, metode adalah artinya suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai suatu tujuan.[3][3]
Dari
pengertian tersebut, metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar, metode
mempunyai peranan yang cukup penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Guru
harus menguasai metode-metode mengajar. Sebab, apabila Guru tidak menguasainya
maka kegiatan belajar mengajar tidak
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Menurut
Syaiful Djamarah yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman, ada lima macam faktor
yang mempengaruhi dalam penggunaan metode mengajar, yaitu :
a. Tujuan dengan berbagai jenis dan
fungsinya
b. Anak didik dengan berbagai tingkat
kematangannya
c. Situasi berlainan dengan keadaannya
d. Fasilitas bervariasi secara kualitas
dan kuantitasnya
Untuk itu,
Guru harus memperhatikan lima faktor tersebut dalam memutuskan dan menggunakan
metode belajar mengajar sehingga dapat mempertimbangkan metode-metode yang akan
digunakan. Dalam penggunaan metode-metode belajar mengajar, Guru diharapkan
mengetahui kelemahan dan kelebihan metode yang akan digunakan. Oleh karena itu,
Guru dianjurkan menggunakan metode yang bervariasi dalam belajar mengajar.
Menurut Mursel,
mengajar adalah mengorganisasi pelajaran untuk memperoleh hasil-hail yang
otentik.[5][5] Sementara menurut Pupuh
Fathurrohman mengutip Bohar Suharto, mengajar adalah sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur (mengelolah) lingkungan agar tercipta suasana yang
sebaik-baiknya dan menghubugkannya dengan peserta didik, sehingga terjadi
proses belajar yang menyenangkan.[6][6]
Dari kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa mengajar adalah suatu aktivitas atau
kegiatan yang harus melibatkan anak didik sebagi subyek pembelajaran.Mengajar
tidak hanya aktivitas guru untuk menyampaikan bahan pelajaran, tetapi mengajar
juga meliputi aktivitas guru dalam mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar
tercipta suasana yang kondusif untuk belajar.
Dengan
demikian, metode mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan bahan pelajaran
dan mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang yang
kondusif untuk belajar yang akan berdampak terhadap tercapainya tujuan
pembelajaran.
C. Macam-macam Metode Mengajar
Kegiatan
belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan.Di dalamnya
terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik. Penggunaan metode
mengajar memiliki nilai strategis tersendiri dalam proses pendidikan.
Metode
adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Metode mengajar pendidikan agama Islam (PAI)
terbagi menjadi 2 (dua) macam :
1. Metode mengajar kelompok
2. Metode mengajar individual
1. Metode Mengajar Kelompok
a. Metode Ceramah
Metode
merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik
yang dilakukan secara lisan.[7][7]Hampir semua guru menggunakan metode
ini karena metode ini dianggap metode mengajar yang mudah atau gampang. Padahal
metode ini tidak mudah bagi sebagian orang lain karena dalam metode ceramah
penting memperhatikan di antaranya ceramah yang mudah dipahami, isinya mudah dipahami
dan mampu menstimulasi pendengar untuk melakukakan hal-hal baik dan benar dari
isi yang diberikan.
Penerapan
metode ceramah dalam pendidikan Islam disinyalir dalil Al-Qur’an.Metode ini
terilhami dari kisah Nabi Musa A.S ketika menyampaikan permohonan kepada Allah
SWT. Al-Qur’an tersebut adalah :
Artinya :Berkata
Musa : Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untuk urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku. (QS
Thaha : 25-28)
Ayat ini
mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran penyampaian materi melalui
metode ceramah hendaknya disampaikan dengan jelas, logis serta berbobot,
sehingga anak didik dapat cepat memahami, mengerti serta merima.
Metode
ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
· Guru mudah menguasai kelas
· Dapat diikuti siswa dalam jumlah
besar
· Mudah memperisapkan dan
melaksanakannya
· Hemat biaya, waktu dan peralatan
Sementara
itu, ada juga kelemahan metode ceramah, yaitu :
· Keberhasilan siswa sulit diukur
· Perhatian dan motivasi siswa sulit
dijaga
· Peran serta menjadi rendah
Dari
kelebihan dan kelemahan tersebut, Guru diharapkan untuk mengetahuinya, dengan
itu guru dapat mengantisipasinya sebelum melaksankan metode ceramah yang
dianggap mudah oleh sebagian guru. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan
tersebut, guru diharapkan untuk mengetahui dan memahami dengan benar metode ceramah.
b. Metode Tanya Jawab
Metode
Tanya jawab adalah cara mengajar dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
peserta didik. Metode ini bertujuan untuk menstimulus anak didik berpikir dan
membimbingnya dalam mencapai kebenaran.[9][9]
Memberikan
pengertian kepada seseorang dan memancingnya dengan umpan pertanyaan telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an :
Artinya :84.
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika
kamu mengetahui ? 85. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah."
Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat ? 86. Katakanlah: "Siapakah
yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar ? 87. Mereka
akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu
tidak bertakwa ? (QS Al-Mu’minun : 84-87)
Ayat diatas
menjelaskan penerapan metode Tanya jawab untuk menggiring manusia ke arah
kebenaran dengan menggunakan berpikir yang logis.
Dalam
proses belajar mengajar, Tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk
menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada anak didik atau
sebaliknya. Beberapa kelebihan metode Tanya jawab adalah :
· Siswa belajar dengan lebih aktif
· Dapat mengembangkan keberanian dan
keterampilan dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
· Pertanyaan yang dilontarkan dapat
menarik dan memusatka perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
Sementara
kelemahan metode Tanya jawab adalah :
· Menyita waktu lama dan jumlah siswa
tidak boleh banyak
· Mudah menyimpang dari materi pokok
c. Metode Diskusi
Metode
diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah
yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk menggunakan metode ini
hendaknya jangan menghilangkan perasaan obyektivitas dan emosionalitas yang
dapat mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang semestinya.[11][11]
Menerapkan
metode ini untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman antaranak
didik dan guru agar mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih
teliti tentang agama.
Di dalam
Al-Qur’an terdapat ayat yang mengisahkan terjadinya diskusi Nabi Ibrahim dengan
Raja Namrud :
Artinya :Apakah
kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)
Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika
Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan,"
orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim
berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka
terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al-Baqoroh : 258)
Metode
diskusi memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
· Merangsang kreativitas anak didik
dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa serta terobosan baru dalam pemecahan suatu
masalah.
· Mengembangkan sikap menghargai
pendapa orang lain
· Mengajarkan anak didik untuk terlatih dalm musyawarah
· Memperluas wawasan anak didik
Sementara
kelemahan metode diskusi, yaitu :
· Membutuhkan waktu yang agak panjang
· Pembicaraan terkadang menyimpang
dari pokok permasalahan
· Tidak dapat dipakai pada kelompok
yang besar
Metode ini
sering sekali dipakai di Perguruan Tinggi dalam pembelajaran, karena metode ini
membutuhkan kematangan pemikiran dan pengalaman.Kepada guru yang menerapkan
metode ini untuk memperhatikan kelemahan dari metode ini, sehingga kelemahan
tersebut dapat ditanggulangi atau dihindari.Dalam penggunaan metode ini guru
mengusahakan seluruh murid ikut berpartisipasi, usahakan semua murid dapat
giliran berbicara dan memperhatikan taraf kemampuan siswa serta guru untuk
memimpin langsung ketika tingkat kesukaran yang memerlukan pemecahan yang
serius.
d. Metode Demontrasi
Metode
demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepada anak didik.[13][13]Metode ini bertujuan memperjelasa
materi yang sedang dipelajari oleh anak didik, sekaligus memberi contoh pelaksanaannya.Memperjelas
pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan sendiri atau langsung oleh
guru dan anak didik.
Hadits yang
mengisyaratkan penggunaan metode
demonstrasi oleh Rasulullah SAW adalah :
صلوا
كما را يتمو نى ا صلى
Artinya :Sholatlah
kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.
Sebaiknya,
dalam penggunaan mendemontrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu
memperagakannya, lalu siswa ikut mempraktekkannya. Beberapa keunggulan metode
demonstrasi, yaitu :
· Perhatian anak didik dapat
dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru diamati secara
tajam.
· Perhatian anak didik lebih
terpusatkan kepada apa yang didemonstrasikan
· Anak murid akan memperoleh
pengelaman yang melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan
kecakapan.[14][14]
Kelemahan
dari metode demonstrasi, yaitu :
· Diperlukannya pemusatan perhatian
· Memerlukan banyak waktu
· Apa yang didemonstrasikan dalam
kelas berbeda jika proses didemonstrasikan dalam situasi nyata.[15][15]
e. Metode Karyawisata (Rihlah)
Karyawisata
atau rihlah adalah suatu metode pembelajran yang menajak anak didik
berjalan-jalan ke luar kelas atau sekolah dengan tujuan mengambil hikmah
sesuatu.Pada materi pelajaran agama Islam, metode ini diterapkan untuk masalah
sejarah kebudayaan Islam dan keimanan. Perintah Allah SWT mengenai penerapan
metode karyawisata tergambar dalam Al-Qur’an :
Artinya :Sesungguhnya
Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di
muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul). (QS Ali-Imron : 137)
Kelebihan
metode karyawisata, yaitu :
·
Anak didik
dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat
·
Dapat mengamat
pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan.
·
Dapat menjawab
masalah dan pertanyaan dengan melihat, mencoba dan membuktikan secara langsung.
·
Dapat
mempelajari secara integral dan komperehensif
Sedangkan
kelemahan dari metode karyawisata, yaitu :
·
Memerlukan
persiapan yang melibatkan banyak pihak
·
Jika sering
dilakukan, maka akan mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain.
·
Memerlukan
pengawasan yang ketat
Dengan
demikian, Guru diharapkan untuk memperhatikan kelemahan metode ini karena
metode ini memerlukan biaya yang cukup besar. Metode ini lebih cocok pada mata
pelajaran yang berkaitan dengan sejarah
dan kebudayaan Islam.
f. Metode Taghrib
wa tarhib (ganjaran dan hukuman)
Menurut
Ramayulis, Metode taghrib dan tarhib adalah cara mengajar dengan memberikan
hukuman terhadap kebaikan dan memberikan hukuman terhadap keburukan atau
kesalahan.[17][17]Metode ini
bertujuan agar anak didik memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan
kebaikan serta menjauhi keburukan.
Prinsip
dasar metode ini dalam Al-Qur’an, misalnya firman Allah SWT :
Artinya
:Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga
'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya.Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya.yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (QS
Al-Bayyinah : 7-8)
Ayat
Al-Qur’an di atas mengindikasi penerapan metode taghrib wa tarhib dalam
pembelajaran agama Islam. Pendidikan merupakan proses panjang untuk membentuk
kepribadian seseorang, sehingga sesekali perlu digunakan metode ganjaran dan
hukuman untuk meningkatkan motivasi belajar.
Memberikan
ganjaran ketika anak telah melakukan kebaikan sesuai tuntunan ajaran agama
Islam, terkadang memang perlu dilakukan. Sebab, manusia seringkali membutuhkan
penguatan terhadap tingkah laku positif yang telah ia lakukan. Penguatan ini juga
yang kelak dapat menjadikan seseorang betah dengan perilaku baiknya.Sebaliknya,
pemberian hukuman kepada anak didik yang telah melakukan kesalahan bertujuan
memberi efek jera kepada mereka, agar tidak mau lagi mengulangi kesalahannya.
2. Metode
Mengajar Individual
a. Metode
Latihan
Metode
latihan adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu.[18][18]Metode latihan
merupakan metode yang dipergunakan oleh Rasulullah SAW dalam mendidik para
sahabat dengan pendekatan pembiasaan. Hadits yang berkaitan dengan metode
latihan adalah :
Dari
Abu Hurairah r.a bahwa seorang laki-laki memasuki masjid, sedangkan Rasulullah
SAW duduk di sudut masjid. Kemudian lelaki itu shalat, lalu ia dating
menghampiri nabi dan mengucap salam. Setelah menjawab salamnya, Rasulullah
berkata :“Kembalilah dan shalatlah, karena sesungguhnya engkau belum
sholat.” Maka lelaki itu shalat,, setelah itu ia kembali menghampiri nabi.
Namun, Rasulullah SAW menyuruh ia kembali shalat. Akhirnya, laki-laki itu berkata
:“Wahai Rasulullah, ajarilah aku”. Maka Rasulullah bersabda : “Apabila
engkau hendak mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu’, lalu menghadaplah
ke arah kiblat, lalu bertakbirlah, lalu bacalah daari Al-Qur’an apa yang mudah
bagimu ; kemudian ruku’lah sehingga engkau tenang dalam ruku’mu ; kemudian
bangkitlah sehingga engkau berdiri tegak ; kemudian sujudlah sehingga tenag
dalam sujudmu; kemudian bengkitlah sehingga engkau tenang dalam dudukmu.
Kemudian lakukanlah hal yang seperti itu di dalam keseluruhan shalatmu”.
(HR Bukhori Muslim)
Dari
hadit di atas, dapat diambli hikmah yang dapat diterapkan dalam proses
pendidikan, yaitu :
a.
Ketika anak
didik melakukan kesalahan jangan langsung dibenarkan. Ada baiknya guru
memberikan kesempata kepada siswa untuk berusaha membetulkan kekeliruannya
sendiri yang bertujuan agar anak didik dapat belajar dari kesalahannya sendiri.
b.
Guru sebaiknya
tidak menjelaskan kepada siswa secara detail tentang sesuatu yang belum
diketahuinya, sampai anak didik sendiri yang menanyakannya. Hal ini bertujuan
agar siswa termotivasi untuk selalu mencoba dan mencari sendiri informasi yang
ia butuhkan.[19][19]
b. Metode
Pemberian Tugas
Metode
pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan
tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus
mempertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam bahan
pelajaran.
Beberapa
kelebihan metode pemberian tugas, yaitu :
·
Pengetahuan
yang diperoleh murid dari hasil belajarakan berguna bagi hidup mereka lebih
meresap, tahan lama dan lebih otentik.
·
Mereka
berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil insiatif,
bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
·
Tugas yang
diberikan guru dapat memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan yang telah
ia pelajari.
·
Dapat membina
kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
Sedangkan
kelemahan dari metode pemberian tugas adalah :
·
Apabila tugas yang
diberikan sulit dan terlalu banyak, maka akan mempengaruhi ketenangan siswa.
·
Adakalahnya
tugas ini dilakukan oleh orang lain
c. Metode
Eksperimen
Metode
eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakuka
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti sesuatu
proses, mengamati suatu obhek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri tentang sesuatu objek, keadaan atau suatu proses.
Kelebihan
dari metode eksperimen adalah :
·
Dapat membuat
siswa lebih percaya atas kebenaran daripada hanya menerima kata guru dan buku.
·
Siswa terhindar
jauh dari verbalisme
·
Memperkaya
pengalaman
·
Mengembangkan
sikap untuk mengadakan ekspolaritas
·
Mengembangkan
sikap berpikir ilmiah
Sedangkan
kelemahan dari metode eksperimen adalah :
·
Memerlukan
berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
murah.
·
Eksperimen
tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan karena mungkin ada faktor yang
berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian
Demikianlah
beberapa metode mengajar yang dapat dipergunakan oeh guru dalam pembelajaran
agama Islam.Bahkan mungkin masih banyak lagi metode baru yang dapat diterapkan
guru di dalam kelas.Apa pun metodenya, yang penting guru agama tidak
mengandalkan satu metode saja dalam pembelajaran agama Islam. Sebab, setiap
metode memiliki kelebihan dan kekurangan.Oleh karena itu, penggunaannya perlu
divariasikan, agar kekurangan pada satu metode mengajar dapat ditutupi oleh
kelebihan dari metode mengajar lainnya.Selain itu, pengunaan metode mengajar
tetap harus mempertimbangkan factor-faktor lain, tujuan pembelajaran dan
kondisi anak didik.
KESIMPULAN
Ø Belajar
adalah proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang
didapatkan melalui proses pengamatan, pendengaran dan membaca.
Ø Metode
merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah.
Ø Mengajar
adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang harus melibatkan anak didik sebagi
subyek pembelajaran. Mengajar tidak hanya aktivitas guru untuk menyampaikan
bahan pelajaran, tetapi mengajar juga meliputi aktivitas guru dalam
mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang kondusif
untuk belajar.
Ø Metode
mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dan mengorganisasi
lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang yang kondusif untuk belajar
yang akan berdampak terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
Ø Metode
mengajar terbagi menjadi 2 (dua) macam : 1) Metode Mengajar Kelompok; 2) Metode
Mengajar Individual. Yang termasuk metode mengajar kelompok adalah metode
diskusi, Tanya jawab, demonstrasi, ceramah dan karyawisata. Sedangkan yang
termasuk metode mengajar individual adalah metode latihan, pemberian tugas dan
eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam
(Jakarta : Bumi Aksara, 2001)
Fathurrohman Pupuh, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami (Bandung : Refika Aditma, 2007)
Oviyanti, Fitri, Pengelolaan Pengajaran (Palembang :
Rafah Press, 2009)
Majid,
Abdul dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005)
Mansyur, Strategi
Belajar Mengajar (Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan
Universitas Terbuka, 1997)
Mujahid,
Metode Pengajaran Bahasa Arab Mukhtar Yahya, Tesis (Yogyakarta : Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga, 2003)
Mursel, J.
dan S. Nasution, Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching) (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2006)
Yamin.Martinis,
Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer (Jakarta : Gaung Persada, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar