Selasa, 07 Mei 2013

LOGO STAIS MUARA TEWEH

Makalah Media pembelajaran

Makalah Media pembelajaran

 by : irvan abasya
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.

Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran, dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen-komponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. (Hamalik, 1994, Hal:6)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?

2. Apa saja yang termasuk media pembelajaran?

3. Apa tujuan digunakan media pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui pengertian media pembelajaran.

2. Dapat mengetahui macam-macam media pembelajaran.

3. Dapat mengetahui tujuan media pembelajaran.

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.

Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.

2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempetinggi hasil belajar yang dicapainya, adapun manfaat media diantaranya:

- Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi belajar.

- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan.

2.3 Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran antara lain:

- Mempermudah proses transfer informasi.

- Menjadi alat peraga.

- Menjadi bentuk atau mengkonkritkan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak.

- Mendekatkan fakta real bagi proses transfer ilmu pengetahuan.

- Memperkecil objek benda sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami atau dimengerti.

2.4 Macam-macam Media Pembelajaran

1. Media Bagan

2. Media Diagram

3. Media Grafik

4. Media Transparansi

5. Media Tape Recorder dan Pita Suara

6. Media Radio

7. Media Film Bingkai

8. Media Film Rangkai (Film Strip)

9. Media Film

10. Media Televisi

11. Media Poster

12. Media Peta dan Globe

13. Media Video

14. Media Kartun

15. Media Komik

16. Media Komputer

17. Media Diorama

18. Media Permainan dan Simulasi

19. Media Gambar atau Foto

20. Media Sketsa

21. Media Cetakan

22. Media Pajang

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Media Bagan

3.1.1 Definisi Media Bagan

Istilah bagan meliputi berbagai jenis presentasi grafis seperti peta, grafik, lukisan, diagram, poster dan bahkan kartun. Dalam hubungan ini, bagan didefinisikan sebagai kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. (Wibawa, 1991, Hal:35)

3.1.2 Tujuan Media Bagan

Tujuan media bagan adalah memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu persentase dan menyajikan ide-ide yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. (Wibawa, 1991, Hal:36)

3.1.3 Manfaat Media Bagan

Manfaat yang utama dari media bagan adalah menunjukkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klasifikasi dan organisasi. (Wibawa, 1991, Hal:35)

3.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Media Bagan

Kelebihan:

- Dapat dimengerti siswa.

- Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit. (Wibawa, 1991, Hal:35)

Kelemahan:

- Sering kali siswa bingung dihadapkan pada data yang banyak sekaligus.

3.1.5 Cara Menggunakan Media Bagan

Mencari sebuah data yang akhirnya dibuat bagan.

3.2 Media Diagram

3.2.1 Definisi Media Diagram

Media diagram merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timkbal balik terutama dengan garis-garis. Bahkan diagram lebih unggul daripada bagan. Sebuah diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan. (Sudjana, 2002, Hal:33)

3.2.2 Tujuan Media Diagram

Menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disitu.

3.2.3 Manfaat Media Diagram

Media diagram dapat menyederhanakan yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.

3.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Diagram

Kelebihan:

- Media Diagram dapat memperjelas arti dalam suatu materi sehingga siswa mudah untuk menerima materi.

Kekurangan:

- Diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang-kadang sulit dimengerti.

- Untuk dapat membaca diagram seseorang harus mempunyai latar belakang tentang apa yang didiagramkan.

3.2.5 Cara Menggunakan Media Diagram

Cara menggunakan media ini yaitu:

a. Meletakkan rencana suatu bagan pada kertas dengan ukuran 21x27cm atau lebih.

b. Mengusahakan bagan yang sederhana.

c. Membuat bagan yang cukup besar sehingga mudah dilihat.

d. Membuat bagan itu semenarik mungkin.

e. Menggunakan warna secara kontras dan istilah ruangan kosongnya.

f. Utamakanlah kontras dengan cara memakai huruf dan gambar yang gelap pada latar belakang terang atau sebaliknya, gambar yang terang pada latar belakang gelap. Perhatikan bagian-bagian penting untuk ditonjolkan.

g. Gunakan warna jika perlu, walaupun warna itu enak dilihat tetapi janganlah dipergunakan secara berlebihan. Jagalah warna itu agar tetap harmonis.

h. Ingatlah ruangan itu penting peranannya.

i. Bila rencana sudah lengkap, buatlah sket dengan memakai pensil pada bagan atau diagram kemudian baru dilengkapi. Suatu proyektor opaque berguna untuk memindahkannya dari sket yang kecil kepermukaan papan tulis, yang lebih luas.

3.3 Media Grafik

3.3.1 Definisi Media Grafik

Grafik mungkin dapat didefinisikan sebagai penyajian data berangka, grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dari sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik. Ada beberapa macam grafik diantaranya:

a. Grafik garis, merupakan yang paling tepat dari semua jenis grafik, terutama dalam melukiskan kencenderungan- kencenderungan atau menghubungkan dua rangkaian data.

b. Grafik batang, merupakan grafik yang paling sederhana daripada semua jenis grafik. Grafik batang ini melukiskan besarnya persentase data, semua batang dengan ukuran sama lebarnya.

c. Grafik lingkaran atau piring, merupakan lingkaran sektor-sektor yang digunakan untuk menggambarkan bagian-bagian dari suatu keseluruhan.

d. Grafik wilayah dan gambar, grafik wilayah dalam bentuk persegi, lingkaran dan bentuk tidak teratur, kadang-kadang digunakan untuk memperbandingkan dua atau tiga hubungan keseluruhan.

e. Grafik gambar,banyak penampilan yang menarik pandangan mata dari bentuk dimensional yang diperoleh dengan warna rata, sederhana, bentuk-bentuk gambar melalui grafik gambar. (Wibawa, 1991, Hal:41)

3.3.2 Tujuan Media Grafik

Menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. (Wibawa, 1991, Hal:41)

3.3.3 Manfaat Media Grafik

Untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya serta dengan cepat memungkinkan kita mengandalkan analisis, interpretasi, dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. (Wibawa, 1991, Hal:41)

3.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Grafik

Kelebihan:

- Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas.

- Hanya menyajikan satu ide setiap grafik.

- Berjudul dan ringkas.

- Penyajian data grafik jelas, cepat, menarik, ringkas dan logis.

Kekurangan:

- Grafik merupakan gambar yang sederhana yang menggunakan titik-titik, garis, atau gambar sehingga tidak semua siswa langsung mengerti. (Wibawa, 1991, Hal:42)

3.3.5 Cara Menggunakan Media Grafik

Menentukan suatu data, misalnya dalam grafik garis yang termasuk dalam kelompok grafik dua skala, atau dua proses yang dinyatakan dalam garis vertikal dan garis horizontal yang saling bertemu. Misalnya dalam menggambarkan perkembangan jumlah siswa di SMP Merah Putih dari tahun 1980-1985. kita buat grafiknya dan diterangkan melalui grafik tersebut. (Wibawa, 1991, Hal:42)

3.4 Media Transparansi

3.4.1 Definisi Media Transparansi

Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan kesebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor. Kemampuan proyektor memperbesar gambar membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang. OHP dirancang untuk dapat digunakan didepan kelas sehingga guru dapat selalu berhadapan atau menatap siswanya. Penataan letak layar dan proyeksi bayangan sering menimbulkan layar yang berbentuk trapesium yang sering mengganggu penampilan tayangan dan pandangan siswa. Akan tetapi hal itu dapat diatasi dengan memiringkan layar. (Wibawa, 1991, Hal:53)

3.4.2 Tujuan Media Transparansi

Tujuan media transparansi yaitu menyampaikan informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang.

3.4.3 Manfaat Media Transparansi

Guru mudah mengontrol siswa karena selalu berhadapan dengan siswa tanpa harus membelakangi siswa dalam memberikan materi.

3.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Transparansi

Kelebihan:

- Dapat menjangkau kelompok besar.

- Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan didepan kelas dan dapat mengendalikan kelasnya.

- Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru.

- Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.

- Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.

Kekurangan:

- Fasilitas OHP harus tersedia.

- Listrik pada ruang atau lokasi penyajian harus tersedia.

- Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian ataupun penyimpanan.

- Tanpa layar yang dapat dimiringkan (misalnya hanya menggunakan dinding) sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium.

3.4.5 Cara Pembuatan Media Transparansi

Kita menentukan materi apa yang akan diberikan dengan cara mengetik atau menulis atau menggambar dikertas secara singkat, kemudian kita foto kopi transparan. Yang transparan itulah kita gunakan di kelas dengan OHP. Selain itu dapat dicatat ditransparansi dengan menggunakan letter press dan pena rotring.

3.5 Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio

3.5.1 Definisi Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio

Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya untuk mendukung terjadinya proses belajar. Materi rekaman Tape Recorder dan Pita Audio adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok siswa, dan sekarang ini sudah lumrah rekaman dipersiapkan untuk penggunaan perorangan. (Wibawa, 1991, Hal:53)

3.5.2 Tujuan Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio

Memberikan suatu materi dengan menggunakan rekaman agar mudah untuk mengulanginya.

3.5.3 Manfaat Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio

Dapat meningkatkan komunikasi audio, membuat suasana belajar lebih mantap dan komunitatif serta mengembangkan kemampuan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang sedang disajikan.

3.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio

Kelebihan:

- Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, atau berpidato.

- Pengoperasian radio-tape relatif mudah.

- Rekaman dapat digandakan.

- Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.

- Radio tape telah menjadi peralatan yang sangat lumrah dalam rumah tangga, sekolah dll.

Kekurangan:

- Dalam suatu rekaman sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi jika pesan atau informasi itu berada ditengah-tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun putaran pitanya.

- Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.

3.5.5 Cara Menggunakan Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio

Tidak terikat jadwal siaran seperti radio, jadi bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan, yaitu merekam apa yang ingin kita ajarkan kemudian kita putar didepan kelas.

3.6 Media Radio

3.6.1 Definisi Media Radio

Media radio termasuk kedalam media audio yang menyalurkan pesan audio dari sumber kepenerima pesan. (Sadiman, 1986, Hal:25)

3.6.2 Tujuan media radio

Menyalurkan pesan audio dari sumber kepenerima pesan.

3.6.3 Manfaat Media Radio

Pada dasarnya siaran radio dalam program belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan komunikasi audio, membuat suasana belajar lebih hidup.

3.6.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Radio

Kelebihan:

- Program siaran dapat direkam dan isi pesan dapat digunakan berulang kali secara konsisten.

- Daya jangkauannya luas sehingga dapat menjangkau daerah terpencil.

- Program dapat diedit sesuai dengan yang dikehendaki.

- Dapat memberikan suasana alam nyata dengan berbagai teknik dan efek suara, cocok untuk mendengarkan musik, sejarah, drama dan bahasa.

Kelemahan:

- Penyesuaian jadwal siaran dan jadwal sekolah umumnya sulit.

- Sifat komunikasinya satu arah.

- Pendengar tidak dapat menghentikan siaran sebentar untuk berdiskusi.

3.6.5 Cara Menggunakan Media Radio

Guru mencari siaran yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan dan disesuaikan jadwal, misalnya dalam pembuatan puisi. Kita dapat menggunakan radio ini dengan menambah kesegaran bagi siswa. Setelah siaran selesai maka kita dapat menerangkan puisi itu dengan cara berdiskusi.

3.7 Media Film Bingkai

3.7.1 Definisi Media Film Bingkai

Film bingkai adalah suatu film transparan yang berukuran 35mm, biasanya dibingkai dengan ukuran 2x2 inci dengan bahan plastik atau karton. Sebagai suatu program, film bingkai sangat bervariasi panjang pendeknya. (Sadiman, 1986, Hal:32)

3.7.2 Tujuan Media Film Bingkai

Untuk memberikan informasi factual.

3.7.3 Manfaat Media Film Bingkai

Dapat merangsang siswa untuk berfikir karena perhatian siswa terpusat pada butir tertentu sehingga diperoleh keseragaman pengamatan.

3.7.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film Bingkai

Kelebihan:

- Dapat mengatasi keterbatasan waktu.

- Dapat dikembangkan sendiri oleh guru.

- Lebih mudah dikontrol.

Kekurangan:

- Mudah hilang atau lepas.

- Memerlukan ruang gelap atau ruang yang dapat diatur cahayanya.

3.8 Media Film Rangkai

3.8.1 Definisi Media Film Rangkai

Media ini berbeda dengan film bingkai, dalam media ini gambarnya berurutan dan menjadi satu kesatuan. Ukuran filmnya biasanya sama dengan film bingkai, hanya saja panjangnya tergantung pada isi film. (Sadiman, 1986, Hal:33)

3.8.2 Tujuan Media Film Rangkai

Memberikan informasi yang berupa gambar yang berurutan dan menjadi satu kesatuan.

3.8.3 Manfaat Media Film Rangkai

Dengan menggunakan media ini kegiatan belajar mudah dikontrol oleh guru.

3.8.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film Rangkai

Kelebihan:

- Mudah dikontrol.

- Urutan gambar pasti, karena sudah menjadi satu kesatuan.

- Mudah penyimpanannya hanya digulung.

- Tidak perlu dibingkai.

Kekurangan:

- Sulit diedit dan sulit dikembangkan sendiri oleh guru karena biasanya memerlukan keterampilan dan peralatan khusus.

3.9 Media Film

3.9.1 Definisi Media Film

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Ada tiga macam ukuran film 8, 16 dan 35mm. (Sadiman, 1986:67)

3.9.2 Tujuan Media Film

Menerangkan suatu proses, gerakan-gerakan lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi.

3.9.3 Manfaat Media Film

Dapat mengatasi keterampilan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang.

3.9.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film

Kelebihan:

- Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

- Film dapat menyajikan baik teori maupun praktek.

- Film dapat menampilkan kembali masalalu atas sejarah.

- Gerakan-gerakan lambat dapat memperjelas uraian.

- Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, dan animasi.

Kekurangan:

- Film tidak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran, penggunaannya perlu ruangan gelap. (Sadiman, 1986:67)

3.10 Media Televisi

3.10.1 Definisi Media Televisi

Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. (Sadiman, 1986:71)

3.10.2 Tujuan Media Televisi

Siswa dapat mengetahui kejadian-kejadian mutakhir, mereka bias mengadakan kontak dengan orang-orang besar atau terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.

3.10.3 Manfaat Media Televisi

Dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.

3.10.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi

Kelebihan:

- Televisi dapat menerima dan menggunakan serta mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan yang akan dicapai.

- Selalu siap diterima oleh anak-anak karena mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah.

- Hampir setiap mata pelajaran bisa diTV kan.

- Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam belajar.

Kekurangan:

- Sifat komunikasinya hanya satu arah.

- Program diluar control guru.

- Jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali susah untuk disesuaikan.

3.10.5 Cara Menggunakan Media Televisi

Sama halnya kita harus mencari siaran yang berhubungan dengan materi, dengan adanya siaran itu siswa tau kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka, setelah acara siaran selesai maka kita adakan diskusi yang memancing respon siswa. (Sadiman, 1986:71)

3.11 Media Poster

3.11.1 Definisi Media Poster

Poster merupakan gagasan yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan dalam ukuran besar. Desain sebuah poster merupakan perpaduan antara kesederhanaan serta dinamika. Berbagai warna yang mencolok dan kontras seringkali dipakai. (Sudjana, 2002:51)

3.11.2 Tujuan Media Poster

Poster bertujuan untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu.

3.11.3 Manfaat Media Poster

Poster dapat mempengaruhi dan memotivasi orang yang melihatnya.

3.11.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Poster

Kelebihan:

- Dapat menjadikan motivasi bagi orang yang melihatnya.

- Warna yang digunakan menarik perhatian.

- Kata-katanya singkat dan jelas.

Kekurangan:

- Terkadang tulisannya sukar dipahami.

3.12 Media Peta dan Globe

3.12.1 Definisi Media Peta dan Globe

Pada dasarnya peta dan globe menyajikan data-data lokasi yang mudah untuk dipelajari. (Sadiman, 1986:48)

3.12.2 Tujuan Media Peta dan Globe

Dapat menunjukkan keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung serta perairan dan tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain. Selain itu dapat menunjukkan data-data ekonomi seperti misalnya hasil pertanian.

3.12.3 Manfaat Media Peta dan Globe

Dapat menyajikan data-data lokasi dan mengkonkritkan pesan-pesan yang abstrak.

3.12.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Peta dan Globe

Kelebihan:

- Memungkinkan siswa mengerti posisi daerah kepulauan.

- Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh geografis.

- Siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribsusi penduduk.

Kekurangan:

- Jika peta dan globe terlalu kecil susah untuk diamati.

- Tidak semua orang bias melihat atau membaca peta dan globe.

3.12.5 Cara Pembuatan Media Peta dan Globe (peta timbul)

Bahan yang diperlukan: kertas bekas, tanah liat, perekat kanji, cat berwarna, tripleks, dan kertas layang-layang.

Jika bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia, pekerjaan selanjutnya adalah:

a. Membuat bentuk peta yang menggambarkan gunung dan lembah beserta kelengkapannya dari tanah liat dan barang bekas diatas papan atau tripleks, lalu keringkan.

b. Setelah kering, semua permukaan bentuk tanah itu dibasahi dengan air sabun.

c. Menempelkan kertas bekas yang telah dirobek-robek (2x10cm) dengan perekat kanji menutupi semua permukaan tanah liat itu (+10 lapis) ada baiknya bila tempelan kertas itu dilebihkan sedikit melewati kaki bentuk tanah liat litu supaya nantinya dapat ditempelkan pada alas yang permanen.

d. Menempelkan kertas layang-layang pada sebuah permukaan telah dilapisi dengan kertas bekas terus keringkan.

e. Setelah kering, lapisan kertas dilepaskan dari acuan tanah liat dan kakinya direkatkan pada alas tripleks yang telah disiapkan.

f. Lapisan kertas yang sudah berbentuk dan tertempel pada alas tripleks itu kemudian diberi warna yang sesuai. (Sadiman, 1986:48)

3.13 Media Video

3.13.1 Definisi Media Video

Media video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin popular dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif. (Sadiman, 1986:74)

3.13.2 Tujuan Media Video

Menampilkan gerak yang semakin lama semakin popular dalam masyarakat.

3.13.3 Manfaat Media Video

Sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi.

3.13.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Video

Kelebihan:

- Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya.

- Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

- Ruangan tidak perlu digelapkan waktu penyajian.

- Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar.

Kelemahan:

- Perhatian penonton sulit untuk dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.

- Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks. (Sadiman, 1986:74)

3.14 Media Kartun

3.14.1 Definisi Media Kartun

Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan. (Sudjana, 2002:58)

3.14.2 Tujuan Media kartun

Media kartun digunakan untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.

3.14.3 Manfaat Media Kartun

Menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian tertentu.

3.14.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Kartun

Kelebihan:

- Pesan langsung mengena.

- Pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.

- Simbol-simbol serta karakter yang digunakan mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat.

Kelemahan:

- Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya kedalam gambar sederhana, tanpa detail.

Tidak semua orang tau arti yang digunakan (sindiran-sindiran). (Sudjana, 2002:61)

3.14.5 Cara Menggunakan Media Kartun

Guru memilih jenis kartun yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, contohnya ditampilkan kartun dengan seseorang yang sedang wisuda dengan nilai yang memuaskan, maka siswa akan termotivasi sehingga meningkatkan kegiatan belajarnya.

3.15 Media Komik

3.15.1 Definisi Media Komik

Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca yang terdiri atas berbagai cerita bersambung. Komik memusatkan perhatian disekitar rakyat. Cerita-ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. (Sudjana, 2002:64)

3.15.2 Tujuan Media Komik

- Menyampaikan informasi dengan disertai gambar-gambar yang lucu dan menarik.

- Sebagai jembatan untuk meningkatkan minat baca.

3.15.3 Manfaat Media Komik

- Sebagai lapangan ilmu pengetahuan, sebagai salah satu contoh komik tentang penerangan lampu.

- Sebagai pengobar dari peristiwa surat kabar.

- Sebagai media komunikasi.

3.15.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Komik

Kelebihan:

- Cerita-ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari tokoh utama.

- Dilengkapi dengan aksi.

- Ceritanya ringkas dan menarik.

- Dapat dibaca oleh semua umur, untuk lelucon, kegembiraan serta hiburan.

Kekurangan:

- Tidak semua siswa hobi membaca komik.

- Tidak semua siswa paham cara membaca komik.

3.15.5 Cara Menggunakan Media Komik

Guru harus membantu para siswa menemukan komik yang baik dan mengasyikkan, juga mengajar mereka untuk memilih-milih buku komik, sehingga kita yakin dapat menerima bacaan komik bagi anak-anak kita, sesuai dengan taraf berfikirnya. Dipihak lain guru harus menolong mereka menuju cakrawala yang lebih luas akan minat serta apresiasinya. (Sudjana, 2002:67)

3.16 Media Komputer

3.16.1 Definisi Media Komputer

Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input, prosesor, penyimpanan data, dan output. (Antoni, 1991:53-56)

3.16.2 Tujuan Media Komputer

Dapat menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperti CD player, video tape dan audio tape. Disamping itu untuk merekam, menganalisis, dan memberi reaksi kepada respon yang diinput oleh pemakai oleh siswa.

3.16.3 Manfaat Media Komputer

- Dapat mengevaluasi siswa (tes).

- Mengumpulkan data mengenai siswa.

- Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).

- Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.

- Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pelajaran.

3.16.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Komputer

Kelebihan:

- Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.

- Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.

- Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

Kekurangan:

- Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.

- Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.

- Keragaman model komputer sering menyebabkan program yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model lainnya.

- Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.

3.16.5 Cara Menggunakan Media Komputer

Berikut adalah beberapa petunjuk untuk perwajahan teks media berbasis komputer:

- Layar atau monitor komputer bukanlah halaman, tatapi penayangan yang dinamis yang bergerak berubah dengan perlahan-lahan.

- Layar tidak boleh terlalu padat bagi kedalam berbagai tayangan, atau mulailah dengan sederhana dan pelan-pelan, dan tambahkan hingga mencapai tahapan kompleksitas yang diinginkan.

- Pilihlah jenis huruf normal, tak berhias, gunakan huruf kapital dan huruf kecil, tidak menggunakan huruf kapital semua.

- Gunakan antara tujuh sampai sepuluh kata perbaris karena lebih mudah membaca kalimat pendek.

- Tidak memenggal kata pada akhir baris, tidak memulai paragraf pada garis terakhir dalam satu layar tayangan, tidak mengakhir paragraf pada baris pertama layar tayangan, meluruskan baris kalimat pada sebelah kiri namun disebelah kanan lebih baik tidak lurus karena lebih mudah membacanya.

- Jarak dua spasi disarankan untuk tingkat keterbacaan yang lebih baik.

- Pilih karakter huruf tertentu untuk judul dan kata-kata kunci, misalnya: cetak tebal, garis bawah, cetak miring, dll.

- Teks diberi kotak apabila teks itu berada bersama-sama dengan grafik atau representasi visual lainnya pada layar tayangan yang sama.

- Konsisten dengan gaya dan formal yang dipilih.

3.17 Media Diorama

3.17.1 Definisi Media Diorama

Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi, diorama biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan dipentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian. (Sudjana, 2002:171)

3.17.2 Tujuan Media Diorama

Menggambarkan pemandangan yang sebenarnya.

3.17.3 Manfaat Media Diorama

Diorama sebagai media pengajaran teruitama bermanfaat untuk mata pelajaran ilmu bumi, ilmu hayat, sejarah bahkan dapat diusahakan pula untuk berbagai macam mata pelajaran.

3.17.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Diorama

Kelebihan:

- Dengan menggunakan media diorama ini siswa akan lebih berkreatif dalam mengekspresikan pemandangan.

- Siswa tidak bosan.

Kekurangan:

- Tidak semua siswa kreatif.

- Alat-alat yang digunakan terlalu rumit dan membutuhkan kesabaran yang tinggi.

3.17.5 Penggunaan Media Diorama

Para siswa dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing kelompok itu bertugas dalam satu pameran. Sebelum mereka siap merencanakan diorama, para siswa diharuskan mengadakan penelitian melalui perpustakaan, buku-buku dan majalah agar dalam membuat penyajian bisa tepat mengenai karakter pakaian, cara bagaimana penemuan itu dikembangkan serta siapa saja yang harus dilibatkan. Tiap diorama dibuat didalam kotak karton dengan sisi yang terbuka. Sebagian terbesar dari objek diletakkan diatas panggung seoerti mesin, kursi, yang dibuat dari kertas yang dilipat. Figur orang dan binatang dibuat dari boneka kain diberi pakaian kertas dengan muka yang dicat, cat-cat atau krayon digunakan untuk mendekorasi, bagian belakang dan dinding bagian samping diorama. Sebuah cerita didik ditempelkan dibagian luar tiap-tiap pameran yang menjelaskan fakta-fakta dari peristiwa bergambar itu. Walaupun diorama itu telah selesai dipamerkan guru harus menyimpulkan bahwa nilai nyata proyek itu bukan merupakan hasil akhir. Lebih baik dijadikan pelajaran apa yang diperoleh para siswa dari hasil penelitiannya, bagaimanakan para penemu itu telah berbuat, dan bagaimana cara mereka membantu masyarakat.

3.17.6 Pembuatan Media Dorama

Bahan-bahan yang diperlukan kertas, karet busa, gunting, kawat, kertas layang-layang, karbon, lumut-lumutan, cat, lilin, tanah liat, kain bekas, sisir dan kanji.

Cara membuatnya:

a. Membuat sketsa yang akan dibuat dan gambar perspektif rencana diorama disampaikan sesuai dengan pesan pengajaran yang akan dibuat.

b. Menyimpan tempat diorama. Tempat diorama ini dapat berupa kotak karton, kotak kayu, meja, lantai dan sebagainya sesuai dengan ukuran diorama.

c. Mengerjakan bagian-bagian diorama secara rinci dengan yang direncanakan dalam gambar sketsa. Misalnya membuat pohon-pohonan dari kawat yang dibalut dengan kertas berwarna, membuat hutan dan semak-semak dari busa hijau, membuat rumah-rumahan dari karton, membuat orang-orangan dari tanah liat atau lilin.

d. Mewarnai diorama supaya menarik dan menjadi lebih hidup. (Wibawa, 1991:101-102)

3.18 Media Permainan dan Simulasi

3.18.1 Definisi Media Permainan dan Simulasi

Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama yaitu: adanya pemain, adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi dan adanya aturan-aturan main serta tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Simulasi adalah suatu model hasil penyederhanaan suatu realitas. Kecuali harus mencerminkan situasi yang sebenarnya. Simulasi haruslah bersifat operasional. Artinya menggambarkan proses yang sedang berlangsung. Jadi permainan simulasi menggabungkan unsur-unsur permainan dan simulasi, yaitu adanya setting, pemain, aturan, tujuan, dan penyajian model situasi sebenarnnya. (Sadiman, 1986:75)

3.18.2 Tujuan Media Permainan dan Simulasi

Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan tingkah laku yang nyata, tidak hanya mendiskusikannya.

3.18.3 Manfaat Media Permainan dan Simulasi

Permainan dapat memberikan umpan balik langsung. Umpan balik yang secepatnya atas apa yang kita lakukan akan memungkinkan proses belajar jadi lebih efektif.

3.18.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Permainan dan Simulasi

Kelebihan:

- Dapat menyenangkan dan menghibur siswa dan menarik karena didalamnya ada unsur kompetisi.

- Memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Seperti yang kita ketahui, belajar yang baik adalah belajar yang aktif.

- Memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran kedalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat.

Kekurangan:

- Memakan waktu yang lama.

3.18.5 Cara Menggunakan Media Permainan dan Simulasi

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan menyajikan sebuah permainan yang menarik sehingga adanya kompetisi antar kelompok sehingga siswa antar kelompok tersebut dapat bersaing secara sehat untuk memenangkan sebuah permainan sehingga diharapkan dapat menimbulkan motivasi bagi siswa. (Sadiman, 1986:75)

3.19 Media Gambar atau Foto

3.19.1 Definisi Media Gambar atau Foto

Diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai, merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata. (Wibawa, 1991, Hal:29)

3.19.2 Tujuan Media Gambar atau Foto

Untuk memberikan informasi melalui gambar atau foto.

3.19.3 Manfaat Media Gambar atau Foto

Gambar atau foto dapat melukiskan situasi yang sebenarnya dan dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Misalnya sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.

3.19.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar atau Foto

Kelebihan:

- Gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal lainnya.

- Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

- Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja.

- Harganya terjangkau.

Kekurangan:

- Hanya menekankan persepsi indera mata.

- Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

- Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

3.19.5 Cara Menggunakan Media Gambar atau Foto

Cara menggunakan media gambar atau foto yaitu guru dapat menyajikan sebuah gambar atau foto, siswa dapat mendeskripsikan gambar atau foto tersebut.

3.20 Media Sketsa

3.20.1 Definisi Media Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. (Sadiman, 1986:33)

3.20.2 Tujuan Media Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa.

3.20.3 Manfaat Media Sketsa

Dengan menggunakan media sketsa dapat menarik perhatian siswa dan mengurangi kebosanan siswa dalam memperoleh materi yang berbentuk paragraf.

3.20.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Sketsa

Kelebihan:

- Dapat memperjelas pesan.

- Tidak perlu mempersoalkan harga sebab media ini dibuat langsung oleh guru.

- Dapat menarik perhatian siswa.

Kekurangan:

- Hanya menuliskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.

3.20.5 Cara Membuat Media Sketsa

Guru mencari ide-ide biasanya secara berurutan, kemudian membuatnya kedalam sketsa yang sederhana dan menerangkan secara lisan atau verbal. Misalnya dalam proses perkembangbiakan kupu-kupu. (Sadiman, 1986:33)

3.21 Media Cetakan

3.21.1 Definisi Media Cetakan

Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan diatas kertas untuk pengajaran dan informasi. Disamping buku teks atau buku ajar, termasuk pula lembaran penuntun berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoperasikan sesuatu peralatan atau memelihara peralatan. Lembaran ini berisi gambar atau foto. Teks terprogram adalah salah satu jenis media cetakan yang banyak digunakan. Brosur merupakan pengumuman atau pemberitahuan mengenai sesuatu program atau pelayanan, sedangkan newsletter berisikan laporan kegiatan organisasi, (Antoni, 1991:37)

3.21.2 Tujuan Media Cetakan

Menyampaikan informasi yang berupa cetakan bisa buku teks maupun newsletter.

3.21.3 Manfaat Media Cetakan

Siswa dapat mengulangi materi sendiri dalam media cetakan dan siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecapatan masing-masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban.

3.21.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Cetakan

Kelebihan:

- Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun, pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.

- Disamping dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.

- Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.

- Khusus pada teks terprogram siswa akan berpartisipasi atau berinteraksi dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun, siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau salah.

- Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu, materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.

Kekurangan:

- Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.

- Biaya pencetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar atau foto yang berwarna-warni.

- Membutuhkan waktu yang lama dalam pencetakan.

- Jika tidak dirawat dengan baik maka cetakan cepat rusak atau hilang.

- Perbagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan membosankan siswa, (Antoni, 1991:38)

3.21.5 Cara Menggunakan Media Cetakan

Guru dapat memberikan majalah atau koran yang isinya mengenai pendidikan, kemudian siswa membacanya, guru menerangkan jika siswa tidak mengerti maka dapat mengulangi membaca sendiri.

3.22 Media Pajang

3.22.1 Definisi Media Pajang

Merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi didepan kelompok kecil. Media ini meliputi papan tulis, papan magnet, papan kain, papan bulletin, dan pameran serta flip chart. Media pajang yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia adalah papan tulis. Dengan perencanaan yang baik, kapur berwarna, menampilkan informasi pada saat siswa harus melihatnya papan tulis dapat menjadi alat penyajian pelajaran yang efektif, (Wibawa, 1991:37)

3.22.2 Tujuan Media Pajang

Menyampaikan informasi didepan kelompok dengan menggunakan media pajang seperti papan tulis.

3.22.3 Manfaat Media Pajang

Dengan menggunakan media ini tidak perlu adanya persiapan, misalnya papan tulis sudah disediakan disetiap ruangan kelas.

3.22.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Pajang

Kelebihan:

- Bermanfaat diruang manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus.

- Pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian berlangsung.

- Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan.

- Fasilitas papan tulis selalu tersedia di ruang-ruang kelas.

Kekurangan:

- Terbatas penggunaannya pada kelompok kecil.

- Memerlukan keahlian khusus dari penyajinya (apalagi jika memerlukan penjelasan verbal).

- Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan.

- Pada saat menulis di papan, guru membelakangi siswa, jika ingin berlangsung lama tentu akan mengganggu suasana dan pengelolaan kelas, (Wibawa, 1991:37)

3.22.5 Cara Menggunakan Media Pajang

Cara menggunakan media ini contohnya papan tulis yaitu menyiapkan papan tulis dan alat tulisnya (kapur jika blackboard dan spidol jika whiteboard). Guru menerangkan materi dan yang penting saja dicatat dipapan tulis.

3.23 Media Film Gelang

3.23.1 Definisi Media Film Gelang

Film gelang adalah media yang terdiri dari film berukuran 8mm atau 16mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan. Yang ukuran 8mm lebih praktis karena dirancang dalam bentuk kaset. Lama putarnya berkisar antara 3 sampai 4 menit. Karena bisu maka guru harus memberi narasi atau komentar sendiri sementara film berputar. (Wibawa, 1991:69-70)

3.23.2 Tujuan Media Film Gelang

Untuk menunjukkan periode pendek, yang berisi gerakan-gerakan tertentu dari objek yang dipelajari. (Objek yang dipelejari tersebut hanya akan dimengerti dengan baik bila dipertunjukkan dengan gerakan). Misalnya perpecahan sel dan perkembiakan protozoa.

3.23.3 Manfaat Media Film Gelang

Media ini dapat berputar terus berulang-ulang sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas.

3.23.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film Gelang

Kelebihan:

- Ruangan tidak perlu digelapkan.

- Mudah sekali diintegrasikan kepelajaran dan dipakai bersama dengan medium yang lain.

- Film dapat dihentikan setiap saat untuk diselingi dengan penjelasan atau diskusi.

- Karena sederhana siswa dapat memakainya sendiri.

Kekurangan:

- Film tidak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran, (Wibawa, 1991:69-70)

3.24 Media Microfis

3.24.1 Definisi Media Microfis

Microfis adalah lembaran film transparan yang berisi pesan dengan lambing-lambang visual yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibaca dengan mata telanjang. Dengan menggunakan microfis halaman cetak yang luas dapat diringkas dalam bentuk film perbandingan 1:12. Bahkan dengan kartu mikro 50 halaman buku bias diringkas dalam satu lembar microfis. Isi microfis dapat dibaca dengan menggunakan alat pembaca kartu mikro, (Sadiman, 1986:36-37)

3.24.2 Tujuan Media Microfis

Menyampaikan pesan dengan lembaran transparan yang berisi pesan dengan lambing-lambang visual secara ringkas.

3.24.3 Manfaat Media Microfis

Media ini dapat diproyeksikan ke layar.

3.24.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Microfis

Kelebihan:

- Dapat menghemat ruangan dan praktis.

- Mudah diproduksi.

- Bisa diproyeksikan ke layar.

Kekurangan:

- Mudah hilang bila tidak diorganisasi dengan baik.

- Mahal pembuatan masternya, (Sadiman, 1986:36-37)

3.25 Media Film Bingkai (Slide)

3.25.1 Definisi Media Film Bingkai (Slide)

Film bingkai adalah suatu film transparan berukuran 35mm, biasanya dibingkai dengan ukuran 2x2 inci dengan bahan plastik, (Sadiman, 1986:32)

3.25.2 Tujuan Media Film Bingkai (Slide)

Memberikan informasi faktual.

3.25.3 Manfaat Media Film Bingkai (Slide)

Dengan menggunakan media ini perhatian siswa terpusat pada butir tertentu sehingga diperoleh keseragaman pengamatan.

3.25.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film Bingkai (Slide)

Kelebihan:

- Merangsang siswa untuk berfikir.

- Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

- Dapat dikembangkan sendiri oleh guru.

- Lebih mudah dikontrol.

Kekurangan:

- Mudah hilang atau lepas, bila pengorganisasian dan penyimpanannya tidak baik.

- Semata-mata menyajikan objek-objek secara diam.

- Memerlukan ruangan yang gelap atau ruang yang dapat diatur cahayanya, (Sadiman, 1986:32-33)

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Wibawa dkk. 1991/1992. Media Pengajaran. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sadiman, Arief S. Dr. M.Sc. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. Dr dkk. 2002. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Media & teknologi

Media & teknologi


Media & teknologi
Revolusi teknologi berawal sejak tahun 1958 oleh Jack Kilby ditandai dengan temuan dan penggunaan Integrated Circuit (IC) yang digunakan pada komputer dan berbagai peralatan elektronik. Temuannya mengawali revolusi teknologi digital pada Informasi Teknologi (IT) di seluruh dunia. Sejak saat itu orang beralih dari teknologi analog ke teknologi digital.
Pemanfaatan Informasi Teknologi (IT), identik dengan penggunakaan media-media berbasis elektronik dan komputer. Sehingga kata elektronik mengawali nama ataupun aktivitas disingkat ( e ), misalnya: buku (e-Book), perpustakaan (e-Library), kartu tanda penduduk (e-KTP), surat (e-Mail), belajar (e-Learning), dll. 
Media adalah sebuah medium (plural, media) merupakan saluran komunikasi, disamping media merupakan wadah atau sarana, yang membawa pesan. Media dapat juga merujuk pada manusia. Pengertian media secara umum, terdiri dari: media cetak, dan media non cetak. Dalam hal ini saya membatasi dari pengertian media secara keseluruhan. Berikut ini adalah media non cetak, media yang menggunakan teknologi sebagai alat bantu dalam dunia pendidikan. Komputer sebagai alat bantu pembelajaran disebut Computer Assisted Instruction (CAI), Computer Base Instruction (CBI), Computer Base Learning (CBL), Computer Base Training (CBT), e-Learning, dll. Definisi e-Learning adalah proses belajar mengajar menggunakan media elektronik, atau komputer.

 

 
Teknologi Media Pembelajaran masih di pandang hal yang tidak terlalu penting di dunia pendidikan. Banyak yang mendifenisikan bahwa Teknologi Media Pembelajaran adalah komputer dan dunia digital. Teknologi Media Pembelajaran sebenarnya bukan hanya terletak pada dunia digital, namun juga pada media nyata seperti buku, kertas, majala, dan media belajar lainnya.
Istilah Teknologi Media Pembelajaran
Istilah teknologi pembelajaran (Instructional Technology) sering digunakan secara bergantian dengan istilah teknologi pendidikan (Educational Technology). Penggunaan secara bergantian tersebut sebenarnya kurang tepat jika didasarkan atas alasan bahwa “pembela- jaran” merupakan bagian atau “sub-set” dari “pendidikan”. Perkembangan dewasa ini menun- jukkan bahwa istilah “teknologi pembelajaran” lebih banyak secara luas oleh kalangan profesi yang bergerak di bidang tersebut. Menurut Seel & Richey (1994 : 3) hal ini didasarkan atas alasan: (1) Teknologi pembelajaran lebih dapat mendeskripsikan secara tepat fungsi teknologi dalam pendidikan; (2) Teknologi pembelajaran lebih menunjukkan penekanan pada masalah belajar dan mengajar.
Konsep Teknologi Media Pembelajaran
Konsep teknologi pembelajaran dapat dilihat pada definisi bidang teknologi pendidikan/pembelajaran ini. Pada awal pertumbuhannya, Teknologi Pembelajaran dipandang sebagai media. “Early definitions of the field of instructional technology focused on instructional media: the physical means via which instruction is presented to learner” (Reiser & Dempsey, 2002 : 7; Anglin, 1991 : 14).
Definisi Teknologi Media Pembelajaran
Menurut definisi tahun 1977, Teknologi Pembelajaran dipandang sebagai teori, bidang garapan, dan profesi yang berusaha membantu proses belajar melalui upaya pemecahan masalah-masalah belajar dengan jalan memanfaatkan sumber belajar atau komponen sistem pembelajaran melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan baik pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personel. Dengan dirumuskannya definisi Teknologi Pembelajaran tahun 1994 oleh AECT, maka definisi Teknologi Pembelajaran tahun 1977 menjadi kurang populer lagi.
Analisis Media Pembelajaran
Jika dianalisis secara mendalam, komponen definisi Teknologi Pembelajaran menurut AECT 1994 terdiri dari: (1) teori dan praktik; (2) desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi; (3) proses dan sumber; (4) belajar. Misi utama Teknologi Pembelajaran adalah membantu, memicu dan memacu, proses belajar, serta memberikan kemudahan atau fasilitas belajar. Tercapainya tujuan belajar berupa berubahnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman, bukan karena kedewasaan merupakan kriteria pokok keberhasilan pembelajaran. Pemberian fasilitas belajar tersebut dilaksanakan dengan jalan mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan mengevaluasi proses dan sumber untuk belajar.
Proses yang dimaksud dalam Teknologi Pembelajaran adalah proses desain dan proses penyampaian pembelajaran. Suatu proses mencakup tata urutan yang terdiri dari masukan, tindakan, dan keluaran. Contoh proses misalnya sistem penyampaian, seperti konferensi jarak jauh, berbagai cara penyampaian pengajaran seperti sistem belajar mandiri, sistem kontrak, dsb. Model pembelajaran seperti model induktif dan deduktif, model pengembangan pembelajaran seperti model pengembangan desain sistem pembelajaran merupakan contoh lain dari proses. Proses dapat bersifat prosedural dan non-prosedural.

Pengelolaan Pengajaran PAI


Pengelolaan Pengajaran PAI
Metode Mengajar Pendidikan Agama Islam dan Macam-Macamnya
BAB I
PENDAHULUAN
By : irvan abasya
A. Latar Belakang
            Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran. Sebagaimana pengertian metode sendiri yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yaitu terciptanya suatu pembelajaran yang menghasilkan interaksi guru dengan murid, efektif dan efesien.
            Dalam penggunaan metode mengajar, maka Guru diharapkan memilih dan menerapkan metode sesuai dengan kematangan murid, lebih dari itu guru harus mengetahui kelebihan dan kelemahan dari metode mengajar yang ia gunakan dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan agar lebih berhati-hati dan berpikir apakah metode ini sesuai atau tidak.
            Metode yang digunakan dalam pendidikan agama Islam yaitu metode diskusi, metode Tanya jawab, metode demonstrasi, metode latihan, metode karyawisata, metode pemberian tugas, metode eksperimen dan metode ceramah dan metode lainnya.Melihat dari metode-metode yang memiliki kelebihan dan kekurangan, maka guru diharapkan menggunan metode yang bervariatif.
B. Rumusan Masalah
1.      Pengertian belajar ?
2.      Pengertian metode mengajar ?
3.      Macam-macam metode mengajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
            Perubahan pada seseorang itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan saja, tetapi juga mengenai berbagai kecakapan, sikap pengertian, minat, dan adaptasi, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
            Senada dengan defenisi di atas, Lester D. Crow dan Alice Crow sebagaimana dikutip Mansyur satu defenisi belajar dengan learning is the acquisition of habits, knowledge and attudes.[1][1]Belajar dalam defenisi tersebut diartikan sebagai suatu proses aktifitas untuk mencapai kebiasaan-kebiasaan, ilmu pengetahuan dan sikap.
            Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana organisme berubah perilakunya yang diakibatkan oleh pengalaman. HaroldSpear mendefenisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan menulis.[2][2]
            Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang didapatkan melalui proses pengamatan, pendengaran dan membaca.
            Metode belajar adalah cara yang dilalui oleh siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Adapun metode tersebut adalah sebagai berikut :
a)      Kebermaknaan belajar. Belajar tidak cukup hanya mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas (membaca, bertanya,, berkomentar, menngerjakan, presentasi dan diskusi).
b)      Konstruksivisme. Guru menyajikan persoalan dan mendorong siswa untuk mengidentifikas, mengeksplorasi, berhipnotis dengan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang disajikan. Sehingga guru dapat berkomunikasi dan menumbuhkan suasana fasilitasi.
c)      Belajar aktif. Belajar pada setiap situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih  manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam segala kegiatan.
d)     Komunikasi. Kemampuan komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya.
e)      Metakogntif, yaitu kesadaran berpikir, berpikir tentang apa yang dipikirkan dan bagaimana proses berpikirnya, yaitu aktivitas individu untuk memikirkan kembali apa yang telah terpikir serta berpikir dampak sebagai akibat dari buah pikiran terdahulu.
f)       Kecerdasan ganda. Gabungan dari kecerdasan intelektual dan emosional
g)      Peta pikiran. Otak manusia bekerja mengolah informasi melalui mengamati, membaca atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap.
B.Pengertian Metode Mengajar
            Secara harfiyah, metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi, metode adalah artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.[3][3]
            Dari pengertian tersebut, metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar, metode mempunyai peranan yang cukup penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Guru harus menguasai metode-metode mengajar. Sebab, apabila Guru tidak menguasainya maka kegiatan belajar mengajar  tidak dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
            Menurut Syaiful Djamarah yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman, ada lima macam faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan metode mengajar, yaitu :
a.       Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
b.      Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
c.       Situasi berlainan dengan keadaannya
d.      Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitasnya
e.       Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda[4][4]
            Untuk itu, Guru harus memperhatikan lima faktor tersebut dalam memutuskan dan menggunakan metode belajar mengajar sehingga dapat mempertimbangkan metode-metode yang akan digunakan. Dalam penggunaan metode-metode belajar mengajar, Guru diharapkan mengetahui kelemahan dan kelebihan metode yang akan digunakan. Oleh karena itu, Guru dianjurkan menggunakan metode yang bervariasi dalam belajar mengajar.
            Menurut Mursel, mengajar adalah mengorganisasi pelajaran untuk memperoleh hasil-hail yang otentik.[5][5] Sementara menurut Pupuh Fathurrohman mengutip Bohar Suharto, mengajar adalah sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelolah) lingkungan agar tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubugkannya dengan peserta didik, sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.[6][6]
            Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa mengajar adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang harus melibatkan anak didik sebagi subyek pembelajaran.Mengajar tidak hanya aktivitas guru untuk menyampaikan bahan pelajaran, tetapi mengajar juga meliputi aktivitas guru dalam mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar.
            Dengan demikian, metode mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dan mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang yang kondusif untuk belajar yang akan berdampak terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. 
C. Macam-macam Metode Mengajar
            Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan.Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik. Penggunaan metode mengajar memiliki nilai strategis tersendiri dalam proses pendidikan.
            Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Metode mengajar pendidikan agama Islam (PAI)  terbagi menjadi 2 (dua) macam :
1.      Metode mengajar kelompok
2.      Metode mengajar individual
1. Metode Mengajar Kelompok
a. Metode Ceramah
            Metode merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik yang dilakukan secara lisan.[7][7]Hampir semua guru menggunakan metode ini karena metode ini dianggap metode mengajar yang mudah atau gampang. Padahal metode ini tidak mudah bagi sebagian orang lain karena dalam metode ceramah penting memperhatikan di antaranya ceramah yang mudah dipahami, isinya mudah dipahami dan mampu menstimulasi pendengar untuk melakukakan hal-hal baik dan benar dari isi yang diberikan.
            Penerapan metode ceramah dalam pendidikan Islam disinyalir dalil Al-Qur’an.Metode ini terilhami dari kisah Nabi Musa A.S ketika menyampaikan permohonan kepada Allah SWT. Al-Qur’an tersebut adalah :
            Artinya :Berkata Musa : Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untuk urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku. (QS Thaha : 25-28)
            Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran penyampaian materi melalui metode ceramah hendaknya disampaikan dengan jelas, logis serta berbobot, sehingga anak didik dapat cepat memahami, mengerti serta merima.
            Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
·         Guru mudah menguasai kelas
·         Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar
·         Mudah memperisapkan dan melaksanakannya
·         Hemat biaya, waktu dan peralatan
            Sementara itu, ada juga kelemahan metode ceramah, yaitu :
·         Keberhasilan siswa sulit diukur
·         Perhatian dan motivasi siswa sulit dijaga
·         Peran serta menjadi rendah
·         Guru seringkali ngelantur, akibatnya materi inti sering tidak sampai kepada siswa[8][8]
            Dari kelebihan dan kelemahan tersebut, Guru diharapkan untuk mengetahuinya, dengan itu guru dapat mengantisipasinya sebelum melaksankan metode ceramah yang dianggap mudah oleh sebagian guru. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan tersebut, guru diharapkan untuk mengetahui dan memahami dengan  benar metode ceramah.
b. Metode Tanya Jawab
            Metode Tanya jawab adalah cara mengajar dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini bertujuan untuk menstimulus anak didik berpikir dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran.[9][9]
            Memberikan pengertian kepada seseorang dan memancingnya dengan umpan pertanyaan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an :
            Artinya :84. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui ? 85. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat ? 86. Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar ? 87. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa ? (QS Al-Mu’minun : 84-87)
            Ayat diatas menjelaskan penerapan metode Tanya jawab untuk menggiring manusia ke arah kebenaran dengan menggunakan berpikir yang logis.
            Dalam proses belajar mengajar, Tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada anak didik atau sebaliknya. Beberapa kelebihan metode Tanya jawab adalah :
·         Siswa belajar dengan lebih aktif
·         Dapat mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
·         Pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik dan memusatka perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
            Sementara kelemahan metode Tanya jawab adalah :
·         Menyita waktu lama dan jumlah siswa tidak boleh banyak
·         Mudah menyimpang dari materi pokok
·         Apatis bagi siswa tidak terbiasa dalam forum[10][10]
c. Metode Diskusi
            Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk menggunakan metode ini hendaknya jangan menghilangkan perasaan obyektivitas dan emosionalitas yang dapat mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang semestinya.[11][11]
            Menerapkan metode ini untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman antaranak didik dan guru agar mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang agama.
            Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mengisahkan terjadinya diskusi Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud :
            Artinya :Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al-Baqoroh : 258)
            Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
·         Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa serta terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
·         Mengembangkan sikap menghargai pendapa orang lain
·         Mengajarkan anak didik untuk  terlatih dalm musyawarah
·         Memperluas wawasan anak didik
            Sementara kelemahan metode diskusi, yaitu :
·         Membutuhkan waktu yang agak panjang
·         Pembicaraan terkadang menyimpang dari pokok permasalahan
·         Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
·         Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang menonjol dan orang yang suka bicara[12][12]
            Metode ini sering sekali dipakai di Perguruan Tinggi dalam pembelajaran, karena metode ini membutuhkan kematangan pemikiran dan pengalaman.Kepada guru yang menerapkan metode ini untuk memperhatikan kelemahan dari metode ini, sehingga kelemahan tersebut dapat ditanggulangi atau dihindari.Dalam penggunaan metode ini guru mengusahakan seluruh murid ikut berpartisipasi, usahakan semua murid dapat giliran berbicara dan memperhatikan taraf kemampuan siswa serta guru untuk memimpin langsung ketika tingkat kesukaran yang memerlukan pemecahan yang serius.
d. Metode Demontrasi
            Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.[13][13]Metode ini bertujuan memperjelasa materi yang sedang dipelajari oleh anak didik, sekaligus memberi contoh pelaksanaannya.Memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan sendiri atau langsung oleh guru dan anak didik.
            Hadits yang mengisyaratkan  penggunaan metode demonstrasi oleh Rasulullah SAW adalah :
صلوا كما را يتمو نى ا صلى
            Artinya :Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.
            Sebaiknya, dalam penggunaan mendemontrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu memperagakannya, lalu siswa ikut mempraktekkannya. Beberapa keunggulan metode demonstrasi, yaitu :
·         Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru diamati secara tajam.
·         Perhatian anak didik lebih terpusatkan kepada apa yang didemonstrasikan
·         Anak murid akan memperoleh pengelaman yang melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan kecakapan.[14][14]
            Kelemahan dari metode demonstrasi, yaitu :
·         Diperlukannya pemusatan perhatian
·         Memerlukan banyak waktu
·         Apa yang didemonstrasikan dalam kelas berbeda jika proses didemonstrasikan dalam situasi nyata.[15][15]
e. Metode Karyawisata (Rihlah)
            Karyawisata atau rihlah adalah suatu metode pembelajran yang menajak anak didik berjalan-jalan ke luar kelas atau sekolah dengan tujuan mengambil hikmah sesuatu.Pada materi pelajaran agama Islam, metode ini diterapkan untuk masalah sejarah kebudayaan Islam dan keimanan. Perintah Allah SWT mengenai penerapan metode karyawisata tergambar dalam Al-Qur’an :
            Artinya :Sesungguhnya Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS Ali-Imron : 137)
            Kelebihan metode karyawisata, yaitu :
·         Anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat
·         Dapat mengamat pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan.
·         Dapat menjawab masalah dan pertanyaan dengan melihat, mencoba dan membuktikan secara langsung.
·         Dapat mempelajari secara integral dan komperehensif
            Sedangkan kelemahan dari metode karyawisata, yaitu :
·         Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak
·         Jika sering dilakukan, maka akan mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain.
·         Memerlukan pengawasan yang ketat
·         Mahal biayanya[16][16]
            Dengan demikian, Guru diharapkan untuk memperhatikan kelemahan metode ini karena metode ini memerlukan biaya yang cukup besar. Metode ini lebih cocok pada mata pelajaran  yang berkaitan dengan sejarah dan kebudayaan Islam.
f. Metode Taghrib wa tarhib (ganjaran dan hukuman)
            Menurut Ramayulis, Metode taghrib dan tarhib adalah cara mengajar dengan memberikan hukuman terhadap kebaikan dan memberikan hukuman terhadap keburukan atau kesalahan.[17][17]Metode ini bertujuan agar anak didik memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan kebaikan serta menjauhi keburukan.
            Prinsip dasar metode ini dalam Al-Qur’an, misalnya firman Allah SWT :
            Artinya :Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya.yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (QS Al-Bayyinah : 7-8)
            Ayat Al-Qur’an di atas mengindikasi penerapan metode taghrib wa tarhib dalam pembelajaran agama Islam. Pendidikan merupakan proses panjang untuk membentuk kepribadian seseorang, sehingga sesekali perlu digunakan metode ganjaran dan hukuman untuk meningkatkan motivasi belajar.
            Memberikan ganjaran ketika anak telah melakukan kebaikan sesuai tuntunan ajaran agama Islam, terkadang memang perlu dilakukan. Sebab, manusia seringkali membutuhkan penguatan terhadap tingkah laku positif yang telah ia lakukan. Penguatan ini juga yang kelak dapat menjadikan seseorang betah dengan perilaku baiknya.Sebaliknya, pemberian hukuman kepada anak didik yang telah melakukan kesalahan bertujuan memberi efek jera kepada mereka, agar tidak mau lagi mengulangi kesalahannya.
2. Metode Mengajar Individual
a. Metode Latihan
            Metode latihan adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.[18][18]Metode latihan merupakan metode yang dipergunakan oleh Rasulullah SAW dalam mendidik para sahabat dengan pendekatan pembiasaan. Hadits yang berkaitan dengan metode latihan adalah :
            Dari Abu Hurairah r.a bahwa seorang laki-laki memasuki masjid, sedangkan Rasulullah SAW duduk di sudut masjid. Kemudian lelaki itu shalat, lalu ia dating menghampiri nabi dan mengucap salam. Setelah menjawab salamnya, Rasulullah berkata :“Kembalilah dan shalatlah, karena sesungguhnya engkau belum sholat.” Maka lelaki itu shalat,, setelah itu ia kembali menghampiri nabi. Namun, Rasulullah SAW menyuruh ia kembali shalat. Akhirnya, laki-laki itu berkata :“Wahai Rasulullah, ajarilah aku”. Maka Rasulullah bersabda : “Apabila engkau hendak mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu’, lalu menghadaplah ke arah kiblat, lalu bertakbirlah, lalu bacalah daari Al-Qur’an apa yang mudah bagimu ; kemudian ruku’lah sehingga engkau tenang dalam ruku’mu ; kemudian bangkitlah sehingga engkau berdiri tegak ; kemudian sujudlah sehingga tenag dalam sujudmu; kemudian bengkitlah sehingga engkau tenang dalam dudukmu. Kemudian lakukanlah hal yang seperti itu di dalam keseluruhan shalatmu”. (HR Bukhori Muslim)
            Dari hadit di atas, dapat diambli hikmah yang dapat diterapkan dalam proses pendidikan, yaitu :
a.       Ketika anak didik melakukan kesalahan jangan langsung dibenarkan. Ada baiknya guru memberikan kesempata kepada siswa untuk berusaha membetulkan kekeliruannya sendiri yang bertujuan agar anak didik dapat belajar dari kesalahannya sendiri.
b.      Guru sebaiknya tidak menjelaskan kepada siswa secara detail tentang sesuatu yang belum diketahuinya, sampai anak didik sendiri yang menanyakannya. Hal ini bertujuan agar siswa termotivasi untuk selalu mencoba dan mencari sendiri informasi yang ia butuhkan.[19][19]
b. Metode Pemberian Tugas
            Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus mempertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam bahan pelajaran.
            Beberapa kelebihan metode pemberian tugas, yaitu :
·         Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajarakan berguna bagi hidup mereka lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik.
·         Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil insiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
·         Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan yang telah ia pelajari.
·         Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
            Sedangkan kelemahan dari metode pemberian tugas adalah :
·         Apabila tugas yang diberikan sulit dan terlalu banyak, maka akan mempengaruhi ketenangan siswa.
·         Adakalahnya tugas ini dilakukan oleh orang lain
·         Siswa seringkali melakukan penipuan[20][20]
c. Metode Eksperimen
            Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakuka percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti sesuatu proses, mengamati suatu obhek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang sesuatu objek, keadaan atau suatu proses.
            Kelebihan dari metode eksperimen adalah :
·         Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran daripada hanya menerima kata guru dan buku.
·         Siswa terhindar jauh dari verbalisme
·         Memperkaya pengalaman
·         Mengembangkan sikap untuk mengadakan ekspolaritas
·         Mengembangkan sikap berpikir ilmiah
            Sedangkan kelemahan dari metode eksperimen adalah :
·         Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.
·         Eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan karena mungkin ada faktor yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian
·         Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir.[21][21]
            Demikianlah beberapa metode mengajar yang dapat dipergunakan oeh guru dalam pembelajaran agama Islam.Bahkan mungkin masih banyak lagi metode baru yang dapat diterapkan guru di dalam kelas.Apa pun metodenya, yang penting guru agama tidak mengandalkan satu metode saja dalam pembelajaran agama Islam. Sebab, setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan.Oleh karena itu, penggunaannya perlu divariasikan, agar kekurangan pada satu metode mengajar dapat ditutupi oleh kelebihan dari metode mengajar lainnya.Selain itu, pengunaan metode mengajar tetap harus mempertimbangkan factor-faktor lain, tujuan pembelajaran dan kondisi anak didik.
KESIMPULAN

Ø  Belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang didapatkan melalui proses pengamatan, pendengaran dan membaca.
Ø  Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah.
Ø  Mengajar adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang harus melibatkan anak didik sebagi subyek pembelajaran. Mengajar tidak hanya aktivitas guru untuk menyampaikan bahan pelajaran, tetapi mengajar juga meliputi aktivitas guru dalam mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar.
Ø  Metode mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dan mengorganisasi lingkungan pembelajaran, agar tercipta suasana yang yang kondusif untuk belajar yang akan berdampak terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
Ø  Metode mengajar terbagi menjadi 2 (dua) macam : 1) Metode Mengajar Kelompok; 2) Metode Mengajar Individual. Yang termasuk metode mengajar kelompok adalah metode diskusi, Tanya jawab, demonstrasi, ceramah dan karyawisata. Sedangkan yang termasuk metode mengajar individual adalah metode latihan, pemberian tugas dan eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2001)

Fathurrohman Pupuh, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami (Bandung : Refika Aditma, 2007)

Oviyanti, Fitri, Pengelolaan Pengajaran (Palembang : Rafah Press, 2009)

            Majid, Abdul dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005)

            Mansyur, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1997)

                        Mujahid, Metode Pengajaran Bahasa Arab Mukhtar Yahya, Tesis  (Yogyakarta : Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2003)

            Mursel, J. dan S. Nasution, Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching) (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006)

            Yamin.Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer (Jakarta : Gaung Persada, 2005)





                              [1][1] Mujahid, Metode Pengajaran Bahasa Arab Mukhtar Yahya, Tesis  (Yogyakarta : Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2003) Hlm 46
               [2][2] Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer (Jakarta : Gaung Persada, 2005) Hlm 99
[3][3] Fitri Oviyanti, Pengelolaan Pengajaran (Palembang : Rafah Press, 2009) Hlm 19
[4][4] Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami (Bandung : Refika Aditma, 2007) Hlm 15
               [5][5] J. Mursel dan S. Nasution, Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching) (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006) Hlm 10
               [6][6] Pupuh Fathurrohman, Hlm 7
               [7][7] Abdul Majid dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005) Hlm 137
               [8][8] Fitri Oviyanti, Hlm 59-60
               [9][9] Abdul Majid, Hlm 138
               [10][10] Fitri Oviyanti, Hlm 62
               [11][11] Abdul Majid, Hlm 141
               [12][12] Fitri Oviyanti, Hlm 64-65
               [13][13] Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2001) Hlm 296
               [14][14] Zakiah Daradjat, Hlm 298
               [15][15] Mansyur, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1997) Hlm 114
               [16][16] Mansyur, Hlm 117
               [17][17] Fitri Oviyanti, Hlm 72
               [18][18] Mansyur, Hlm 120
               [19][19] Fitri Oviyanti, Hlm 74
               [20][20] Mansyur, Hlm 121-122
               [21][21] Manstur, Hlm 123-124